JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Staf kepresidenan Moeldoko membantah jika Presiden Joko Widodo disebut cawe-cawe dalam penentuan susunan kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di periode 2024-2029 mendatang. Sebab, penentuan kabinet adalah hak prerogatif presiden. <br /> <br />Menurut Moeldoko, istilah yang tepat bagi Jokowi bukanlah cawe-cawe, sebab presiden bertanggung jawab untuk mengantarkan ke pemerintahan selanjutnya. Misalnya dengan cara memberikan arahan dan petunjuk dalam menjalankan kepemimpinan. <br /> <br />Moeldoko melihat tradisi estafet kepemimpinan yang terjadi saat ini adanya perubahan signifikan dengan kebijakan yang dilakukan. Tradisi ini dirasa Jokowi perlu diperbaiki. Harapannya, program-program yang telah dijalankan dengan baik bisa dilanjutkan. <br /> <br />Moeldoko menepis dugaan bahwa orang-orang kepercayaan Jokowi harus mengisi posisi penting di kabinet Prabowo-Gibran. <br /> <br />"Kata-harus menurut saya tidak tepat, karena yang menentukan adalah presiden berikutnya. Tergantung bagaimana memaknai urgensinya." <br /> <br />Menurutnya, keberlanjutan pembangunan bukan hanya terletak pada manusianya, tapi juga instrumennya. Jika instrumen pembangunan ini ditangani oleh orang yang tepat, maka semua akan berjalan dengan baik. <br /> <br />Untuk mengisinya, diperlukan profiling sosok yang tepat. Apakah sudah ada nama-nama yang masuk ke dalam daftar susunan kabinet Prabowo-Gibran? <br /> <br /> <br /> <br />Selengkapnya simak dalam ROSI eps. Transisi Kabinet Jokowi, Seteru jadi Sekutu di kanal youtube KompasTV. <br /> <br /> <br /> <br />Link: https://youtu.be/8E1-dhNLLMc <br /> <br />Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/talkshow/489704/jokowi-disebut-cawe-cawe-di-kabinet-prabowo-gibran-istana-buka-suara-rosi
